Pekerja Kontrak vs Freelancer
Refleksi tentang perbedaan mentalitas antara pekerja kontrak vs freelancer khususnya dalam kemampuan bertahan di industri yang dibalut dalam metafora Harimau
Bedanya Pekerja Kontrak dengan Freelancer itu ibarat Harimau yang diberi makan vs Harimau yang cari makannya sendiri di hutan belantara. Sama-sama Harimau tapi Harimau yang selalu diberi makan perlahan akan kehilangan insting berburunya.
Dengan kata lain pekerja kontrak sangat bergantung pada retainer atau gaji bulanan. Sedangkan freelancer, ga kerja ya ga makan. Dengan adanya kepastian kontrak kerja yang akan berlangsung 6-12 bulan kedepan dan digajih tiap bulannya. Seorang pekerja kontrak akan merasa aman sehingga merasa tidak perlu khawatir untuk mencari perkerjaan lagi.
Itu yang saya pikirkan dalam beberapa bulan terakhir setelah saya mendapat pekerjaan yang bukan lagi freelance tapi kontrak full-time. Saya jadi jarang bikin konten di sosial media, saya jadi tidak merasa urgent untuk mencari kerja lagi (toh saya sudah dapat kontrak kerja). Saya kadang bahkan merasa tidak urgent untuk upgrade skill lagi.
Catatan ini sebagai pengingat setidaknya untuk diri saya sendiri kalau terlalu terlena dengan kenyamanan bisa mengikis kemampuan bertahan hidup yang paling inti didunia yang kapitalis ini. Yaitu meningkatkan nilai diri melalui cara memperbarui keterampilan dan keahlian, beradaptasi dengan teknologi dan perkembangan zaman, serta belajar memasarkan diri sendiri supaya tahu kalau kita punya harga diri.